Lumut


LUMUT
A.  LUMUT DAUN
1.      Jenis lumut            : musci  (Lumut daun)
2.      Habitat                  : atas tanah – tanah gundul yang periodik mengalami masa kekeringan bahkan di atas pasir yang dapat bergerak pun dapat tumbuh, juga dapat kita jumpai diantara rumput – rumput, di atas batu cadas, pada batang pohon dan cabang – cabang pohon, dirawa- rawa tetapi jarang di dalam air.
3.      Struktur                 :Tubuh tersusun dari sumbu (batang), daun dan rhizoid multiseluler. Daun tersusun dalam 3 – 8 baris. Daun mempunyai rusuk (simetri radial). Sumbu batang pada lumut daun biasanya menunjukkan diferensiasi menjadi epidermis korteks dan silinder pusat. Alat kelamin tubuh pada bagian ujung batang, sporongium terdiri dari kaki, tangkai dan kapsul. Gigi peristoma terdapat satu atau dua deret melingkari lubang diujung kapsul


Gambar lumut daun
1.      Reproduksi            : Lumut daun memiliki tahap perkembangan secara metagenesis di mana terjadi pergiliran masa yaitu antara masa gametofit dan sporofit di mana dominan di fase gametofit. 
      Fase gametofit di mulai sejak munculnya protonema sampai terbentuknya zigot, zigot di hasilkan antara pertemuan spermatozoid dari anteredium dengan sel telur (ovum) di arkegonium,sel telur  bisa bertemu dengan sel sperma di karenakan sel sperma di rangsang oleh sel telur ataupun dari dirinya sendiri,mendapat rangsangan dari gula dan hormon di mana akan menghasilkan gerak kemotaksis,sel sperma sampai ke sel telur melalui air atau embun.
         Fase sporofit adalah fase di mana zigot tumbuh besar,anterediofor memanjang dan setelah zigot jadi spora di dalam arkegonium yang telah jadi sporangium.pada masa ini spora berada dalam sporangium di mana sporagium itu di tutupi oleh operculum. 
             Dalam fase gametofit kromosomenya berupa haploid sedangkan dalam fase sporofit berupa diploid, hal ini di sebabkan oleh proses pembelahan sel yang berbeda di mana satunya melewati pembelahan meiosis sedangkan yang lainnya mitosis. 

1.      Ciri-ciri                  :
a.       Bentuk talus : seperti daun yang kecil-kecil
b.      Letak rizoid : pada pangkal batang
c.       Bentuk kaliptra : seperti tangkai yang ujungnya terdapat kapsul betudung
d.      Kapsul spora (sporagonium): Sporangium mempunyai kaki yang lebar serta hanya berupa lekukan antara kaki dari kapsul dan tidak terdapat peristom pada kapsul.
e.       Gigi peristome terluar : Gigi peristom juga mempunyai tangkai yang disebut seta. Seta ini akan mengangkat kapsul ke atas, sehingga spora yang akan dikeluarkannya mudah tertiup angin dan tersebar ke mana-mana.
f.       Bentuk arkegoniofor : berbentuk seperti botol, bagian yg lebar disebut perut dan yang sempit disebut leher, mempunyai dinding sel yang terdiri dari selapis sel
g.      Bentuk anteridiofor : berbentuk bulat atau seperti gada, mempunyai dinding sel yang terdiri dari selapis sel steril, di dalamnya terdapat spermatozoid sel telur yang telah dibuahi akan membentuk embrio lalu tumbuh menjadi suatu badan kecil yang akan menghasilkan spora yaitu sporogonium yg tetap menempel pada induknya.
Sphagnum spuarrosum
 
Polytrichum juniperinum, Furaria, Pogonatum cirratum, Sphagnum,Andreaea petrophila, A. rupestris, Sphagnum fimbriatum, S. squarrosum, S. acutifolium, Polytrichum commune, Hypnodendron reinwardtii, Mniodendron divaricatum, Pogonatum cirrhatum, dan Georgia pellucida.

A.    LUMUT HATI
1.      Jenis lumut            : Hepaticae (lumut hati)
2.      Habitat                  : Hutan tropis, kebanyakan hidup ditempat lembab seperti pada batang pohon, tanah, atau batu cadas.
3.      Struktur                 : Bentuk tubuh berupa lembaran dan banyak lekukan, memiliki struktur serupa akar, batang dan daun
4.      Reproduksi            :Lumut hati memiliki siklus yang sedikit berbeda di banding lumut daun siklusnya bisa di tuliskan menjadi
a.       Pertama tama spora yang ada di sporangium matang dan pecah akibat elaten di dalam sporagium membengkak (matang) dan membuat calypthon terlepas.
b.      Akibat dari pecahnya dari sporagium maka spora terbang terbawa angin hal ini terjadi karena struktur spora yang memiliki rambut rambut kecil di sekelilingnya sehingga dapat terbawa angin
c.       Setelah terbawa angin jauh dan spora itu jatuh ke tanah jika sporan itu jatuh di tempat yang tepat maka spora itu akan berkembang mejadi protonema iya berkembang setelah terjadi proses mitosis dan differensiasi sel sehingga mejadi protonema
d.      Protonema terus membesar di mana di protonema ini akan ada gemma dan di gemma ini nanti terbentuk anteredium atau arkegonium.
e.       Anteredium menghasilkan sel sperma dan arkogonium menghasilkan sel ovum
f.       Arkegonium terletak di bawah lembaran daun lumut hati tidak seperti lumut daun yang terletak di atas
g.      Sel sperma masuk ke arkegonium dan terjadi pembuahan (fertilisasi)
h.      Akibat dari pembuahan ini maka terbentuklah zigot dan zigot itu tumbuh berdiferensisasi terus menjadi spora di dalam arkegonium tersebut,arkegonium terus membesar ke segala arah dan mulai membentuk benjolan di bawah lembaran lumut hati.
i.        Di sporangium (a.k.a arkegonium)  spora terbentuk,di mana di antara satu spora dengan satu spora lainnya ada sebuah selaput yang di sebut elaten di mana akan berfungsi saat sporagium matang
j.        Sporangium matang saat sporanya sudah matang dan elaten sudah membengkak berisi air sehingga menekan sporagium untuk pecah (terjadi gerak higroskopis)
k.      Lalu spora terbang kebawah karena letak arkegonium (sporagium) yang terbalik terhadap permukaan lembaran lumut hati.
l.        Spora terbang
m.    Setelah spora terbang maka fase sporofitnya akan mati karena fase sporofit ini terjadi di daun lumut hati yang terletak di fase gametofit maka fase gametofitnya akan mati juga sehingga setelah fase sporofit maka individu ini mati tetapi untuk “akar” nya individu ini masih hidup dan bisa melanjutkan berkembangan dengan vegetatif

Keterangan:
 
Anteridum : Alat kelamin jantan yang menghasilkan spermatozoid. 
Anteridiofor : Bagian yang mendukung anteridium.
Arkegonium : Alat kelamin betina yang menghasilkan  ovum.
Arkegoniofor : Bagian yang mendukung Arkegonium.
Talus : Bagian dari tumbuhan lumut.
Rizoid : Berperan sebagai akar. 
Gemma : Kuncup yang dihasilkan untuk perkembangbiakan secara vegetative/ aseksual.
1.      Ciri-ciri                  :
a.       Bentuk talus : berupa lembaran dengan tepi yang terbelah-belah yang berbentuk seperti hati.
b.      Letak rizoid: pada pangkal batang
c.       Letak dan bentuk gemma cup : terletak pada permukaan gametofit dan bentuknya seperti mangkuk berisi kuncup.

C.    LUMUT TANDUK
1.      Jenis lumut                  : Anthocerotaceae (lumut tanduk)
2.      Habitat                        : Hidup di tempat lembab, seperti di tepi sungai dan danau.
3.      Struktur                       : bentuk dari “daun” yang berupa tanduk-tanduk menusuk ke atas selebihnya sama dengan lumut hati.
4.      Reproduksi                  : reproduksi pada lumut tanduk sama seperti pada lumut hati Anthoceropsida atau lumut tanduk mempunyai gametofit bertalus dengan sporofit indeterminate dan berklorofil. Berbeda dengan bryophyta lainnya, sel-sel talus Anthocerpsida mempunyai satu kloroplas besar pada masing-masing selnya.  Kapsul berbentuk silindris memanjang dimulai dari bagian ujung kapsul (Hasan dan Ariyanti, 2004).
 5. Ciri-ciri                        :
a.       Bentuk talus : homogen dan tiap sel mengandung satu kloroplas dengan satu pirenoid yang besar
b.      Sporofit : berbentuk pipa memanjang ke atas seperti tanduk
c.       Gametofit berbentuk lembaran
d.      Sporofit berbentuk pipa memanjang ke atas seperti tanduk
e.       Di dalam tanduk dihasilkan spora
f.       Struktur anatomi talus homogen dan tiap sel mengandung satu kloroplas dengan satu pirenoid yang besar
g.      Sporogonium terdiri atas kaki dan kapsul
h.      Spore berkecambah tidak membentuk protonema
i.        Perkembangbiakkan aseksual sama dengan lumut hati.
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar