Laporan Tekanan Osmotik



LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH LARUTAN
“TEKANAN OSMOTIK”






DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
1.      Rita Nur Saidah                       (13030654044)
2.      Laras Desy Setiabudi              (13030654054)
3.      Yasinta Kuswinarto                 (13030654058)
4.      Raka Prasetyo                          (13030654063)
5.      Deviana Eka Ratna Safitri       (13030654066)



PENDIDIKAN IPA 2013
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2015TEKANAN OSMOTIK


ABSTRAK

Telah kami lakukan percobaan pada tanggal 23 Maret 2015 tentang “Tekanan Osmotik” di laboratorium Sains Unesa yang bertujuan menganalisis pengaruh kensentrasi zat terlarut terhadap tekanan osmotik suatu larutan, mengidentifikasi pengaruh jenis bahan terhadap tekanan osmotik suatu larutan. Metode yang digunakan adalah merendam wortel, timun, tomat ke dalam lautan akuades, NaCl 5%, 40 % selama 15 menit. Hasil yang kami peroleh yaitu bahan yang dimasukkan ke dalam larutan pekat akan memilki tekanan osmosis lebih tinggi, namun terdapat ketidak sesuaian dengan teori pada bahan yang direndam pada akuades dimana massanya bertambah dan ada yang menyusut. Adanya ketidaksesuaian dengan teori dipengaruhi beberapa faktor antara lain adanya perbedaan konsentrasi pada bahan sehingga air dapat masuk atau keluar ke dalam jaringan tumbuhan. Dan faktor ini berasal dari faktor intrinsik dalam jaringan yang tidak dapat diketahui secara pasti oleh praktikan.

Kata kunci : tekanan osmotik, NaCl, konsentrasi



















DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
ABSTRAK............................................................................................................ ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A.    Latar Belakang.......................................................................................... 1
B.     Rumusan Masaah...................................................................................... 1
C.     Hipotesis.................................................................................................... 1
D.    Tujuan........................................................................................................ 2
BAB II KAJIAN TEORI..................................................................................... 3
A.    Sifat Koligatif Larutan.............................................................................. 3
B.     Tekanan Osmotik...................................................................................... 3
C.     Hukum Tekanan Osmotik......................................................................... 4
BAB III METODE PERCOBAAN..................................................................... 7
A.    Alat dan Bahan......................................................................................... 7
B.     Rancangan dan Gambar............................................................................ 7
C.     Variabel yang Digunakan.......................................................................... 9
D.    Langkah Percobaan................................................................................... 9
E.     Alur Percobaan.......................................................................................... 10
BAB IV DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN........................................ 11
A.    Data........................................................................................................... 11
B.     Analisis...................................................................................................... 11
C.     Pembahasan............................................................................................... 12
BAB V PENUTUP............................................................................................... 11
A.    Kesimpulan................................................................................................ 1
B.     Saran.......................................................................................................... 1
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 1
LAMPIRAN......................................................................................................... 1
















BAB I
PENDAHULUAN
                                                                         
A.  Latar Belakang
Sifat koligatif larutan didefinisikan sebagai sifat fisik larutan yang hanya ditentukan oleh jumlah partikel dalam larutan dan tidak tergantung pada jenis partikelnya.  Adanya zat pelarut di dalam pelarut menyebabkan perubahan sifat fisik pelarut dan larutan tersebut. Sifat fisik yang mengalami perubahan misalnya,  penurunan tekanan uap, penurunan titik beku, kenaikan titik didih, dan tekanan osmosis. Keempat sifat tersebut merupakan bagian dari sifat koligatif larutan. Dari sini kita akan melakukan percobaan tentang penurunan titik beku  yang merupakan bagian dari sifat koligatif larutan. Tekanan osmotik (π) suatu larutan merupakan tekanan yang diperlukan untuk menghentikan osmosis. Osmosis adalah gerakan bersih molekul pelarut melewati membran semi permeabel dari pelarut murni atau dari larutan encer ke larutan yang lebih pekat. Salah satu hal yang dapat mempengaruhi tekanan osmotik suatu larutan adalah konsentrasi zat terlarut dan jenis bahan. Untuk dapat memahami lebih jauh tekanan osmotik kami melakukan percobaan yang berjudul “Tekanan Osmoti Larutan”

B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut :
1.    Bagaimana pengaruh konsentrasi larutan terhadap tekanan osmotik suatu larutan ?
2.    Bagaimana pengaruh jenis bahan terhadap kenaikan tekanan osmotik  suatu larutan ?

C.  Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dibuat hipotesis sebagai berikut :
1.    Jika konsentrasi zat terlarut semakin besar maka tekanan osmotik semakin tinggi.
2.    Jika bahan yang digunakan memiliki kadar air yang tinggi maka memiliki tekanan osmotik yang tinggi.

D.  Tujuan
Adapun tujuan percobaan ini adalah :
1.    Menganalisis pengaruh kensentrasi zat terlarut terhadap tekanan osmotik suatu larutan.
2.    Mengidentifikasi pengaruh jenis bahan terhadap tekanan osmotik suatu larutan.




BAB II
KAJIAN TEORI

A.  Sifat Koligatif Larutan
Hukum Raoult merupakan dasar dari empat macam sifat larutan encer yang disebut sifat koligatif. Kata koligatif berasal dari kara Latin colligare yang berarti berkumpul bersama, karena sifat ini bergantung pada pengaruh kebersamaan (kolektif) semua partikel dan tidak pada sifat dan keadaan partikel. Sifat koligatif larutan ada empat macam yaitu penurunan tekanan uap (ΔP), kenaikan titik didih (ΔTb), penurunan titik beku (ΔTf) dan tekanan osmosis (π). Sifat kologatif dapat digunakan untuk menentukan massa molekul relatif suatu zat. (Hiskia Achmad, 1996 : 35-36)

B.  Tekanan Osmotik
Jika dua larutan dengan konsentrasi yang berbeda dipisahkan oleh suatu membran (selaput) semi permeabel, molekul pelarut mengalir melalui membran dari larutan yang lebih encer ke larutan yang lebih pekat. (Hiskia Achmad, 1996 : 43)







Gambar 2.1. Tekanan Osmotik
Gambar di atas mengilustrasikan tekanan osmotik. Terdapat dua wadah dimana wadah kiri berisi pelarut murni dan wadah kanan berisi larutan. Kedua wadah tersebut dipisahkan oleh membran semipermeabel, yang memungkinkan molekul pelarut melewatinya tetapi menghalangi lewatnya molekul zat terlarut.
Pada awalnya, permukaan air di kedua tabung sama tingginya (gambar 2.1). Setelah beberapa saat, permukaan di bagian kanan mulai naik dan berlanjut sampai mencapai kesetimbangan. Gerakan bersih molekul pelarut melewati membran semi permeabel dari pelarut murni atau dari larutan encer ke larutan yang lebih pekat disebut osmosis. Sebenarnya molekul pelarut mengalir melalui meembran dalam dua arah tetapi laju mengalir molekul pelarut dari larutan encer lebih cepat dibandingkan dengan larutan yang lebih pekat.
Tekanan osmotik (π) suatu larutan adalah tekanan yang diperlukan untuk menghentikan osmosis. Jika osmosis berhenti, aliran molekul pelarut tetap berlangsung, tetapi laju mengalir molekul dari kedua arah adalah sama. Permukaan larutan dalam pipa naik sehingga tekanan hidrostatik sama dengan tekanan osmotik yaitu π = h. ρ dengan ρ adalah kerapatan larutan.
Tekanan osmotik (π) suatu larutan dapat dinyatakan pada persamaan berikut :
Π = M R T
dimana M adalah molaritas larutan, R adalah konstanta gas (0,082 L.atm/K.mol) dan T adalah suhu mutlak. Tekanan osmotik dinyatakan dalam atmosfer. Karena pengukuran tekanan osmotik dilakukan pada suhu tetap, kita bisa menyatakan konsentrasi disini dengan satuan yang lebih mudah yaitu molaritas bukan molalitas.

C.  Hukum Tekanan Osmotik
1.    Pengaruh Konsentrasi
Seperti halnya kenaikan titik didih dan penurunan titik beku, tekanan osmotik berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Ini tentunya sudah diperkirakan, dengan tetapa mengingat bahwa semua sifat koligatif hanya bergantung pada jumlah partikel zat terlarut dalam larutan. Adanya pengaruh konsentrasi ini maka akan mempengaruhi pula tekanan osmotik sehingga terdapat istilah isotonik, hipertonik, dan hipotonik.
Larutan isotonik yakni larutan yang mempunyai konsentrasi larutan  yang sama, sehingga memiliki  tekanan osmotik yang sama. Dalam hal ini tidak ada pergerakan air.
Larutan hipertonik adalah larutan yang mempunyai konsentrasi larutan lebih tinggi, sehingga memiliki  tekanan osmotik yang lebih tinggi juga. Dalam hal ini terdapat pergerakan air ke luar sel. Dalam lingkungan hipertonik, tekanan osmotik menyebabkan air mengalir ke luar sel. Jika cukup air dipindahkan dengan cara ini, sitoplasma akan mempunyai konsentrasi air yang sedikit sehingga sel tidak berfungsi lagi.
Larutan hipotonik adalah larutan yang mempunyai konsentrasi larutan lebih rendah, sehingga memiliki  tekanan osmotik yang lebih rendah juga. Dalam hal ini terdapat pergerakan air ke dalam sel. Dengan menempatkan sel dalam lingkungan hipotonik, tekanan osmotik menyebabkam jaringan mengalir air ke dalam sel, sehingga menyebabkan sel pecah dan tidak berfungsi.

Gambar 2.2 Sebuah sel dalam (a) larutan isotonik, (b) larutan hipotonik, (c) larutan hipertonik. Sel tetap tidak berubah dalam (a), menggembung dalam (b), mengerut dalam (c)

2.    Pengaruh Suhu
Tekanan osmotik berbanding lurus dengan suhu absolut. Sesuai persamaan Π = M R T. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi suhu absolut maka semakin tinggi tekanan osmotik.


3.    Pengaruh Molekular
Larutan-larutan encer dari zat terlarut yang berbeda dengan konsentrasi yang sama pada temperatur yang sama mempunyai tekanan osmotik yang sama.

4.    Kemiripan Larutan Encer dan Gas
Suatu zat terlarut dalam larutan encer mempunyai tekanan osmotik yang sama dengan tekanan gas jika zat ini dalam keadaan gas dengan volume yang sama seperti volume larutan pada temperatur yang sama.
Dari persamaan Π.V = R.T (hukum gas PV = RT) untuk satu mol gas dengan volume 22,4 dm3 pada 0˚C akan mempunyai tekanan 1 atm. Demikian pula halnya dengan satu mol zat terlarut yang tidak mengion dalam larutan 22,4 dm3 pada suhu 0˚C, mempunyai tekanan osmotik satu atm.





BAB III
METODE PERCOBAAN

A.  Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang kami gunakan dalam percobaan ini antara lain:
1.    Aquades
2.    Gelas Ukur
3.    Gelas Kimia
4.    Timun
5.    Wortel
6.    Tomat
7.    Larutan Garam 5% dan 40%

B.  Rancangan dan Gambar
1.    Mengukur Tekanan Osmosis pada Akuades
· Memasukkan akuades kedalam gelas ukur sebanyak 50 ml
· Menuang akuades ke dalam gelas kimia
· Memasukkan bahan (wortel, timun, tomat) yang telah ditimbang massa awal
· Merendam bahan selama 15 menit
· Menimbang bahan setelah perendaman dalam akuades selama 15 menit
Gambar 3.1. Tekanan Osmosis pada Akuades
Akuades
·     Timun
·     Wortel
·     Tomat

 
















2.     Mengukur Tekanan Osmosis pada larutan NaCl 5 %
· Memasukkan NaCl  5 % kedalam gelas ukur sebanyak 50 ml
· Menuang NaCl 5 %  ke dalam gelas kimia
· Memasukkan bahan (wortel, timun, tomat) yang telah ditimbang massa awal
· Merendam bahan selama 15 menit
· Menimbang bahan setelah perendaman dalam akuades selama 15 menit
Gambar 3.2. Tekanan Osmosis pada NaCl 5 %
Akuades
·     Timun
·     Wortel
·     Tomat

 















3.    Mengukur Tekanan Osmosis pada larutan NaCl 40 %
· Memasukkan NaCl  4% kedalam gelas ukur sebanyak 50 ml
· Menuang NaCl 40 %  ke dalam gelas kimia
· Memasukkan bahan (wortel, timun, tomat) yang telah ditimbang massa awal
· Merendam bahan selama 15 menit
· Menimbang bahan setelah perendaman dalam akuades selama 15 menit
Gambar 3.3. Tekanan Osmosis pada NaCl 40 %
Akuades
·     Timun
·     Wortel
·     Tomat

 















C.  Variabel yang Digunakan
Adapun variabel yang kami gunakan dalam percobaan antara lain:
1. Variabel Manipulasi       : Konsentrasi larutan Garam, Jenis Bahan
Definisi Operasional      :
Ø Kadar larutan garam yang kami gunakan pada percobaan masing- masing 5% dan 40% serta menggunakan air sebanyak 50 ml serta menggunakan akuades sebanyak 50 ml.
Ø Bahan yang digunakan antara lain timun, wortel, dan tomat
2.    Variabel Kontrol            : Jenis zat pelarut,  waktu
Definisi Operasional     :
Ø Jenis zat pelarut yang digunakan adalah air dengan volume 50 ml.
Ø Waktu yang digunakan saat proses perendaman yaitu selama 15 menit.    
3.    Variabel Respon            : Massa Akhir
Definisi Operasional     :  Berat akhir bahan sebelum dan setelah direndam dalam larutan garam

D.  Langkah Percobaan
Adapun langkah- langkah percobaan yang kami lakukan antara lain sebagai berikut:
1.    Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2.    Memotong bahan (wortel, tomat, dan timun) kemudian menimbang massa awalnya.
3.    Memasukkan akuades sebanyak 50 ml ke dalam gelas ukur kemudian menuang ke dalam gelas kimia.
4.    Memasukkan bahan (wortel, tomat, dan timun) kedalam gelas kimia yang berisi akuades secara bersamaan selama 15 menit.
5.    Menunggu hingga 15 menit,  kemudian meniriskan bahan dan menimbang massa akhir bahan.
6.    Mencatat hasil percobaan
7.    Mengulangi langkah 1-6 dengan larutan yang berbeda yaitu NaCl 5 % dan NaCl 40 %

E.  Alur Percobaan
Mengukur Tekanan Osmotik
Wortel
Timun
Akuades
· Dibersihkan dari kulit
· Di cuci
· Ditimbang massa awal
·  Dimasukkan ke dalam gelas ukur sebanyak 50 ml

Wortel
· Dibersihkan dari kulit
· Di cuci
· Ditimbang massa awal

Tomat
·      Dimasukkan ke dalam gelas kimia
·      Direndam selama 15 menit
·      Ditiriskan
· Dibersihkan dari kulit
· Di cuci
· Ditimbang massa awal
Timun
Tomat
·      Ditimbang
·      Dicatat



·      Ditimbang
·      Dicatat



·      Ditimbang
·      Dicatat



Massa Akhir
Massa Akhir
Massa Akhir
·      Diulangi sebanyak 2 kali dengan larutan yang berbeda yaitu larutan NaCl 5 % dan larutan NaCl 40 %
Massa Akhir
 






























BAB IV
DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A.  Data
Bahan
Aquades
Larutan garam 5%
Larutan garam 40%
Massa awal
(m  gr
Massa akhir
Massa awal
(m  gr
Massa akhir
Massa awal
(m  gr
Massa akhir
Timun
1,90
1,90
1,90
1,58
1,90
1,51
Wortel
1,98
1,96
2,98
2,84
1,98
1,83
Tomat
1,63
1,64
1,63
1,56
1,63
1,55

B.  Analisis
Dari data diatas dapat kita ketahui bahwa setelah perendaman dengan aquades, timun yang bermassa awal 1,90 gr memiliki massa akhir 1,90 gr; sedangkan wortel yang massa awalnya 1,98 massanya menjadi 1,96. Terjadi pengurangan massa sebesar 0,02 gr; pada tomat yang bermassa awal 1,63 gr massanya bertambah sebesar 0,01 gr menjadi 1,64 gr.
Hasil setelah proses perendaman dalam larutan garam 5%, timun yang bermassa awal 1,90 gr memiliki massa akhir 1,58 gr dan memiliki pengurangan massa sebesar 0,32 gr; pada wortel 1,98 gr terjadi pengurangan massa sebesar 0,14 gr sehingga bermassa akhir 1,84; pada tomat terjadi pengurangan massa 0,07 gr dimana massa awal 1,63 gr berubah menjadi 1,56 gr.
Pada larutan garam 40% massa awal timun 1,90 gr berubah bermassa akhir 1,51 gr terjadi pengurangan massa 0,39 gr; sedangkan pada wortel yang bermassa awal 1,98 massanya menjadi 1,83 karena terjadi pengurangan massa 0,15 gr; tomat bermassa 1,63 gr menjadi bermassa akhir 1,55 gr karena terjadi pengurangan massa 0,08 gr.


C.  Pembahasan
Pada hasil percobaan kami sebagian besar sudah sesuai dengan teori. Dimana teori yang menyatakan bahwa tekanan osmotik berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Hasil yang kami peroleh yaitu pada larutan yang memiliki konsentrasi larutan lebih tinggi mengalami pengurangan massa yang lebih besar. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan osmotik pada larutan tersebut lebih tinggi daripada.
Namun terdapat perbedaan pada hasil massa akhir pada wortel dan tomat. Pada wortel terjadi pengurangan massa sebesar 0,02 gr setelah perendaman dalam akuades. Sedangkan pada tomat terjadi penambahan massa sebesar 0,01 gr. Hal ini tidak sesuai dengan teori karena akuades termasuk dalam larutan isotonik dimana larutan ini mempunyai konsentrasi larutan yang sama menyebabkan tidak ada pergerakan air sehingga tekanan osmotiknya sama yang ditunjukkan dengan massa yang tetap. Perbedaan ini dimungkinkan adanya perbedaan konsentrasi pada bahan sehingga air dapat masuk atau keluar ke dalam jaringan tumbuhan. Dan faktor ini berasal dari faktor intrinsik dalam jaringan yang tidak dapat diketahui secara pasti oleh praktikan.















BAB V
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.    Semakin besar konsentrasi larutan maka akan mengakibatkan semakin besar pula tekanan osmotiknya. Dalam hal ini sesuai dengan hasil percobaan yang kami lakukan, namun terdapat 2 hasil yang berbeda dengan teori ketika bahan dimasukkan ke dalam akuades yaitu terjadi penambahan dan pengurangan massa.
2.    Konsentrasi yang dimiliki oleh setiap jenis bahan memiliki tekanan osmotik masimg- masing. Pada percobaan ini terdapat perbedaan pada masing- masing bahan yang disebabkan adanya aktivitas sel yang di dalamnya sehingga memiliki kemampuan osmosis sendiri- sendiri sesuai dengan konsentrasi larutan yang dimilikinya.

B.  Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan pada percobaan selanjutnya antara lain diharapkan agar praktikan lebih teliti lagi pada saat praktikum dan sebaiknya massa awal semua bahan disamakan sehingga mendapat hasil yang maksimal dan mudah di analisis.










DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Hiskia. 1996. Kimia Larutan. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.
Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama.
Hendrayani, Yeni. 2007. Isotonik (online), (http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007/Yeni%20Hendrayani%20%28043824%29/m_isotonik.html, diakses 25 Maret 2015)
Hendrayani, Yeni. 2007. Hipertonik (online), (http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007/Yeni%20Hendrayani%20%28043824%29/m_hipertonik.html, diakses 25 Maret 2015).
Hendrayani, Yeni. 2007. Hipotonik (online), (http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007/Yeni%20Hendrayani%20%28043824%29/m_hipotonik.html, diakses 25 Maret 2015).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar