LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH LARUTAN
“PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN”
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
1. Rita Nur Saidah (13030654044)
2. Laras Desy Setiabudi (13030654054)
3. Yasinta Kuswinarto (13030654058)
4. Raka Prasetyo (13030654063)
5. Deviana Eka Ratna Safitri (13030654066)
PENDIDIKAN IPA 2013
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Titik beku
adalah suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap padatannya. Titik
beku larutan lebih rendah daripada titik beku pelarut murni. Hal ini disebabkan
zat pelarutnya harus membeku terlebih dahulu, baru zat terlarutnya. Jadi
larutan akan membeku lebih lama daripada pelarut. Setiap larutan memiliki titik
beku yang berbeda.
Titik beku suatu
cairan akan berubah jika tekanan uap berubah, biasanya diakibatkan oleh
masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain, jika cairan tersebut tidak
murni, maka titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang).Seperti
yang kita tahu bahwa titik beku pelarut murni berada pada suhu 0°C, tapi dengan
adanya zat terlarut misalnya saja kita tambahkan gula ke dalam air tersebut
maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0°C lagi, melainkan akan
turun menjadi dibawah 0°C, dan inilah yang dimaksud sebagai “penurunan titik
beku”.
Dalam percobaan
ini akan diteliti tentang perubahan titik beku pelarut murni yang telah
ditambahkan zat terlarut lain kedalamnya dan mencoba pembuktian bahwa titik
beku larutanya akan lebih rendah dibandingkan pelarut murninya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
pengaruh konsentrasi zat terlarut terhadap penurunan titik beku suatu larutan ?
2. Bagaimanakah
pengaruh zat terlarut elektrolit dan non elektrolit terhadap penurunan titik
beku suatu larutan ?
C. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui
pengaruh konsentrasi zat terlarut terhadap penurunan titik beku suatu larutan.
2. Mengetahui
pengaruh zat terlarut elektrolit dan non elektrolit terhadap penurunan titik
beku suatu larutan.
D. Hipotesis
Berdasarkan rumusan diatas, dapat
dibuat hipotesis sebagai berikut :
1. Jika
konsentrasi zat terlarut semakin besar maka penurunan titik beku semakin besar
pula.
2. Jika
zat terlarut bersifat elektrolit maka penurunan titik beku lebih besar dari
pada zat terlarut yang bersifat non elektrolit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Titik Beku
Titik beku adalah suhu pada pelarut tertentu di mana
terjadi perubahan wujud zat cair ke padat. Pada tekanan 1 atm, air membeku pada
suhu 0 °C karena pada suhu itu tekanan uap air sama dengan tekanan uap es.
Selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan disebut penurunan
titik beku (Δ Tf = freezing point depression).Pada percobaan
ini ditunjukkan bahwa penurunan titik beku tidak bergantung pada jenis zat
terlarut, tetapi hanya pada konsentrasi partikel dalam larutan. Oleh karena
itu, penurunan titik beku tergolong sifat koligatif.
B. Sifat Koligatif
Larutan
Sifat koligatif
larutan adalah sifat larutan
yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut
tetapi hanya bergantung pada konsentrasi pertikel zat terlarutnya. Sifat
koligatif larutan terdiri dari dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit
dan sifat koligatif larutan nonelektrolit
C. Penurunan Titik
Beku Larutan
Proses pembekuan
suatu zat cair terjadi bila suhu diturunkan sehingga jarak antarpartikel
sedemikian dekat satu sama lain dan akhirnya bekerja gaya tarik menarik
antarmolekul yang sangat kuat. Adanya partikel-partikel dari zat terlarut akan
mengakibatkan proses pergerakan molekul-molekul pelarut terhalang, akibatnya
untuk dapat lebih mendekatkan jarak antar molekul diperlukan suhu yang lebih
rendah. Perbedaan suhu akibat adanya partikel-partikel zat terlarut disebut
penurunan titik beku (ΔTf). Pernyataan tersebut secara matematis
dapat dituliskan sebagai berikut :
Untuk penurunan titik beku menurut Raoult
:
D.
Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
dan Nonelektrolit
Sifat
koligatif larutan ditentukan oleh jumlah partikel (ion, molekul) dalam larutan.
Oleh karena itu, untuk konsentrasi yang sama, sifat koligatif larutan
elektrolit akan berbeda dengan sifat koligatif larutan non-elektrolit. Hal ini
dikarenakan jumlah partikel dalam larutan elektrolit akan lebih banyak karena adanya
proses ionisasi zat terlarut.
Zat
elektrolit jika dilarutkan akan terionisasi menjadi ion-ion yang merupakan
partikel-partikel di dalam larutan. Hal ini menyebabkan jumlah partikel pada
satu mol larutan elektrolit lebih banyak daripada larutan nonelektrolit. Misalnya,
larutan nonelektrolit C6H12O6, jika dimasukkan
ke dalam air menghasilkan 1 mol partikel, sehingga larutan C6H12O6
1 M akan membeku pada suhu 1,86 °C di bawah titik beku air murni.
Sedangkan
1 mol larutan elektrolit NaCl mengandung 2 mol partikel, yaitu 1 mol Na+
dan 1 mol Cl–. Larutan NaCl 1 M sebenarnya mengandung 1 mol partikel
per 1.000 gram air, jadi secara teoretis akan menurunkan titik beku 2 × 1,86 °C
= 3,72 °C.
Banyaknya
ion yang dihasilkan dari zat elektrolit tergantung pada derajat ionisasinya
(α). Larutan elektrolit kuat mempunyai derajat ionisasi lebih besar daripada
larutan elektrolit lemah, yaitu mendekati satu untuk larutan elektrolit kuat
dan mendekati nol untuk larutan elektrolit lemah.
Secara
umum dapat disimpulkan bahwa: “untuk
konsentrasi yang sama, larutan elektrolit memiliki sifat koligatif larutan yang
lebih besar dibandingkan larutan non elektrolit”.
Untuk
menghitung nilai sifat-sifat koligatif larutan elektrolit, persamaan-persamaan
yang diberikan sebelumnya untuk larutan non-elektrolit dapat digunakan dengan
menambahkan faktor i, seperti diusulkan van’t Hoff (1880). Nilai faktor van’t
Hoff merupakan perbandingan antara efek koligatif larutan elektrolit dengan
larutan non-elektrolit pada konsentrasi yang sama. Derajat ionisasi dirumuskan
sebagai berikut :
i = 1+
(n-1) α
dimana, i =
jumlah partikel yang diukur / jumlah partikel yang diperkirakan
α = jumlah
molekul zat yang terurai / jumlah molekul mula-mula yang sama.
Untuk
menentukan kenaikan titik didihnya dapat dinyatakan sebagai berikut :
ΔTb = m x Kb x i
BAB
III
METODE
PERCOBAAN
A.
Alat dan Bahan
Adapun alat dan
bahan yang kami gunakan dalam percobaan ini antara lain:
1. Gelas kimia 250
ml 1 buah
2. Termometer 1 buah
3. Gelas ukur 3
buah
4. Tabung reaksi 3
buah
6. Termometer 1 buah
7. NaCl 1M dan 2 M secukupnya
8. Urea 1M dan 2 M secukupnya
9. Es batu secukupnya
10. NaCl secukupnya
B.
Rancangan dan Gambar
1.
·
Memasukkan es
batu + garam kasar dalam gelas kimia
·
Memasukkan Akuades
ke dalam tabung reaksi
·
Mengukur suhu
tiap menit hingga larutan membeku termometer
|
Gambar 1. Pengukuran Titik beku pelarut
murni
|
Akuades
|
2.
Mengukur Titik Beku
Larutan NaCl
·
Memasukkan es
batu + garam kasar dalam gelas kimia
·
Memasukkan NaCl
1M, 2 M ke dalam tabung reaksi
·
Mengukur suhu
tiap menit hingga larutan membeku termometer
|
Larutan
NaCl 1M, 2 M 5 ml
|
Gambar 2. Pengukuran Titik beku NaCl
|
3.
Mengukur Titik Beku Larutan NaCl
·
Memasukkan es
batu + garam kasar dalam gelas kimia
·
Memasukkan Urea
1M, 2 M ke dalam tabung reaksi
·
Mengukur suhu
tiap menit hingga larutan membeku termometer
|
Larutan
Urea 1M, 2 M 5 ml
|
Gambar 3. Pengukuran Titik beku Urea
|
C.
Variabel yang Digunakan
Adapun
variabel yang kami gunakan dalam percobaan antara lain:
1.
Variabel Manipulasi : Konsentrasi,
jenis zat terlarut
Definisi Operasional :
Ø Konsentrasi NaCl dan Urea yang kami
gunakan masing- masing 1M dan 2M.
Ø Untuk jenis zat terlarut yang kami
gunakan adalah NaCl dan Urea.
2.
Variabel Kontrol : Jenis zat pelarut dan volume zat
pelarut (NaCl dan Urea)
Definisi
Operasional :
· Banyak es batu yang kami gunakan adalah ¾
tinggi gelas kimia, dan garam kasar secukupnya.
· Volume NaCl dan Urea yang digunakan
sebanyak 5 ml
3.
Variabel Respon : Titik beku
Definisi
Operasional : Setelah melakukan
percobaan ini maka diperoleh titik beku larutan yang diukur dengan termometer.
D.
Langkah Percobaan
1.
Mengukur Titik Beku Pelarut Murni
a. Menyiapkan alat dan bahan yang telah
disiapkan
b. Memasukkan es batu + garam secukupnya (
tinggi gelas) ke dalam gelas
kimia. (Tabung bagian luar)
c. Mengukur volume akuades menggunakan gelas
ukur sebanyak 5 ml kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
d. Memasukkan tabung reaksi ke dalam gelas
kimia yang telah berisi air+ garam.
e. Menggoyang- goyang dan mengukur suhu tiap
menit hingga larutan membeku dengan termometer.
2.
Mengukur Titik Beku Larutan NaCl
a.
Menyiapkan alat dan
bahan yang telah disiapkan
b.
Memasukkan es batu +
garam secukupnya (
tinggi gelas) ke dalam gelas
kimia. (Tabung bagian luar)
c.
Mengukur volume
akuades menggunakan gelas ukur sebanyak 5 ml kemudian dimasukkan ke dalam
tabung reaksi.
d.
Memasukkan tabung
reaksi ke dalam gelas kimia yang telah berisi air+ garam.
e.
Menggoyang- goyang
dan mengukur suhu tiap menit hingga larutan membeku dengan termometer.
f.
Mengulangi langkah
a-e dengan larutan konsentrasi yang berbeda.
3.
Mengukur Titik Beku Larutan Urea
a.
Menyiapkan alat dan
bahan yang telah disiapkan
b.
Memasukkan es batu +
garam secukupnya (
tinggi gelas) ke dalam gelas
kimia. (Tabung bagian luar)
c.
Mengukur volume
akuades menggunakan gelas ukur sebanyak 5 ml kemudian dimasukkan ke dalam
tabung reaksi.
d.
Memasukkan tabung
reaksi ke dalam gelas kimia yang telah berisi air+ garam.
e.
Menggoyang- goyang
dan mengukur suhu tiap menit hingga larutan membeku dengan termometer.
f.
Mengulangi langkah
a-e dengan larutan konsentrasi yang berbeda.
E.
Alur
Percobaan
1.
Mengukur Titik Beku Pelarut Murni (Air)
Es Batu
|
NaCl
|
·
Dimasukkan dalam gelas kimia dengan tinggi
tinggi gelas
|
·
Ditimbang 5 sendok makan
|
·
Dimasukkan ke dalam gelas kimia
|
Tabung bagian Luar
|
Akuades
|
·
Diukur
sebanyak 5 ml
·
Dimasukkan ke tabung reaksi
·
Tabung
bagian dalam
|
·
Dikocok- kocok secara vertikal hingga
membeku
·
Diukur suhu/ titik beku
·
Dicatat
|
Titik Beku
|
2.
Mengukur Suhu Akhir Larutan NaCl
Es Batu
|
NaCl
|
·
Dimasukkan dalam gelas kimia dengan
tinggi
tinggi gelas
|
·
Ditimbang 5 sendok makan
|
·
Dimasukkan ke dalam gelas kimia
|
Tabung bagian Luar
|
NaCl 1 M
|
·
Diukur
sebanyak 5 ml
·
Dimasukkan ke tabung reaksi
·
Tabung bagian dalam
|
·
Dikocok- kocok secara vertikal hingga
membeku
·
Diukur suhu/ titik beku
·
Dicatat dan diulangi dengan konsentrasi 2
M
|
Titik Beku
|
3.
Mengukur Suhu Akhir Larutan Urea
Es Batu
|
Urea
|
·
Dimasukkan dalam gelas kimia dengan
tinggi
tinggi gelas
|
·
Ditimbang 5 sendok makan
|
·
Dimasukkan ke dalam gelas kimia
|
Tabung bagian Luar
|
Urea 1 M
|
·
Diukur sebanyak 5 ml
·
Dimasukkan ke tabung reaksi
·
Tabung bagian dalam
|
·
Dikocok- kocok secara vertikal hingga
membeku
·
Diukur suhu/ titik beku
·
Dicatat dan diulangi dengan konsentrasi 2
M
|
Titik Beku
|
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
A. Data
Adapun data yang
kami peroleh dalam percobaan seperti pada tabel dibawah ini:
Menit
Ke-
|
Suhu Aquades
(T±10C)
|
Lar. NaCl 1M
(T±10C)
|
Lar. NaCl 2 M
(T±10C)
|
Lar.Urea 1 M
(T±10C)
|
Lar.Urea 1 M
(T±10C)
|
1
|
2
|
-3
|
-1
|
2
|
-2
|
2
|
0
|
-4
|
-4
|
-2
|
-3
|
3
|
0
|
-4
|
-4
|
-5
|
-4
|
4
|
0
|
-5
|
-5
|
-5
|
-5
|
5
|
0
|
-5
|
-5
|
-5
|
-6
|
6
|
0
|
-6
|
-6
|
-5
|
-7
|
7
|
0
|
-7
|
-7
|
-5
|
-7
|
8
|
0
|
-7
|
-7
|
-5
|
-7
|
9
|
0
|
-7
|
-8
|
-5
|
-7
|
10
|
0
|
-7
|
-8
|
-5
|
-7
|
11
|
0
|
-7
|
-9
|
-5
|
-7
|
12
|
0
|
-7
|
-9
|
-5
|
-7
|
13
|
0
|
-7
|
-10
|
-5
|
-7
|
14
|
0
|
-7
|
-10
|
-5
|
-7
|
15
|
0
|
-7
|
-10
|
-5
|
-7
|
16
|
0
|
-7
|
-10
|
-5
|
-7
|
B. Analisis
1. Dengan menggunakan
rumus ΔTf = Tfpelarut-
Tflarutan dan ΔTf = Kf.m diperoleh hasil Tf larutan dibawah ini:
No.
|
Zat Terlarut
|
ΔTf = Tf0- Tf larutan
(oC)
|
ΔTf = Kf. m (oC)
|
1.
|
NaCl 1 M
|
7
|
3
|
2.
|
NaCl 2 M
|
10
|
6
|
3.
|
Urea 1 M
|
5
|
2
|
4.
|
Urea 2 M
|
7
|
4
|
Berdasarkan hasil
data praktikum kenaikan titik didih dari dua zat terlarut NaCl dan urea dengan
menggunakan zat pelarut sama yaitu air. Dapat kita analisis bahwa pada zat
pelarut murni yaitu air memiliki titik beku sebesar 0oC.
Selanjutnya pada
larutan NaCl 1M untuk membekukan suatu air es dibutuhkan waktu sebesar 7 menit
dengan titik beku sebesar -7oC. Menurut prakteknya, penurunan titik
beku yang terjadi pada larutan NaCl 1M sebesar 7oC, sedangkan
menurut teori penurunan titik beku yang terjadi adalah sebesar 3oC.
Pada larutan NaCl 2 M untuk membekukan suatu air es dibutuhkan waktu sebesar 13
menit dengan titik beku sebesar -10oC. Menurut prakteknya, penurunan
titik beku yang terjadi pada larutan NaCl 1M sebesar 10oC, sedangkan
menurut teori penurunan titik beku yang terjadi adalah sebesar 6oC.
Kemudian pada
larutan urea 1M untuk membekukan suatu air es dibutuhkan waktu sebesar 3 menit
dengan titik beku sebesar -5oC. Menurut prakteknya, penurunan titik
beku yang terjadi pada larutan urea 1M sebesar 5oC, sedangkan
menurut teori penurunan titik beku yang terjadi adalah sebesar 2oC.
Pada larutan urea 2 M untuk membekukan suatu air es dibutuhkan waktu sebesar 6
menit dengan titik beku sebesar -7oC. Menurut prakteknya, penurunan
titik beku yang terjadi pada larutan NaCl 1M sebesar 7oC, sedangkan
menurut teori penurunan titik beku yang terjadi adalah sebesar 4oC.
C. Pembahasan
Dari data di atas
dapat diketahui bahwa air memiliki titik beku terbesar dari semua larutan. Ini
diakibatkan karena sebagian partikel air dan sebagian partikel- partikel
terlarut membentuk ikatan baru. Sehingga ketika membeku yang memiliki titik
beku paling tinggi yaitu air akan membeku terlebih dahulu kemudian diikuti oleh
molekul larutan. Penambahan zat terlarut dalam pelarut akan mengakibatkan
peningkatan konsentrasi yang mengakibatkan semakin rendah titik bekunya.
Berdasarkan data
yang kami peroleh pada saat melakukan percobaan terdapat perbedaan titik beku
antara larutan Urea 1 M (-5°C), dan lauran larutan NaCl 1 M (-7°C), kedua
larutan tersebut memiliki molalitas yang sama tetapi memiliki titik beku yang
berbeda, titik beku larutan elektrolit dan non elektrolit berbeda karena zat
elektrolit sebagian atau seluruhnya terurai menjadi ion. Larutan elektrolit
mempunyai sifat koligatif lebih besar daripada sifat koligatif non elektrolit.
NaCl merupakan larutan elektrolit, sedangkan Urea merupakan larutan
nonelektrolit. Molalitas kedua larutan sama, yakni 1 M tetapi ΔTf NaCl = 2x ΔTf
Urea hal ini disebabkan karena NaCl terurai menjadi 2 ion (2 partikel).
Sehingga percobaan kami ini sesuai dengan teori.
Larutan elektrolit
adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, karena larutan elektron
itu terurai jadi partikel- partikel yang berupa ion. Larutan non elektrolit
adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena larutan non
elektron itu tidak terurai jadi partikel- partikel yang berupa ion. NaCl
termasuk elektrolit, sementara Urea non elektrolit, jadi urea tidak terionisasi
sehingga tetap sebagai molekul itulah sebabnya NaCl lebih besar dari ΔTf urea pada konsentrasi
yang sama.
Harga(i) dari
elektron tipe ion selalu lebih kecil daripada harga teoritis. Hal itu
disebabkan oleh tarikan listrik antarion yang berbeda muatan sehingga ion-ion
tidak 100% bebas. Semakin kecil konsentrasi larutan, jarak antarion semakin
besar dan ion – ion semakin bebas. Larutan elektrolit (NaCl) mempunyai i=2
sehingga ΔTf = Kf.m.i sedangkan larutan non elektrolit (Urea)
tidak memiliki i sehingga ΔTf = Kf.m . Jadi penurunan titik beku NaCl lebih besar daripada urea.
Larutan NaCl 2 M memiliki titik beku yang lebih besar
dibandingkan dengan larutan NaCl 1 M, hal ini terjadi karena penurunan titik
beku larutan berbanding lurus dengan jumlah partikel zat dalam larutan. Makin
besar jumlah partikel zat, makin besar
penurunan titik beku larutan. Larutan NaCl yang memiliki harga konsentrasi 2 M
akan memiliki jumlah partikel yang lebih besar dibanding dengan larutan NaCl 1
M.
Penurunan
titik beku ini sebanding dengan konsentrasi zat terlarut. Bila konsentrasi zat
terlarut semakin besar, maka penurunan titik beku semakin besar, dan
sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya partikel – partikel zat terlarut
di antara molekul – molekul pelarut mengurangi kemampuan molekul – molekul
pelarut berubah dari fase cair ke fase padat
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil percobaan
yang kami lakukan dapat kami simpulkan bahwa:
a.
Semakin besar konsentrasi zat terlarut maka akan
mengakibatkan semakin besar titik bekunya. Hal ini disebabkan karena adanya
partikel – partikel zat terlarut di antara molekul – molekul pelarut mengurangi
kemampuan molekul – molekul pelarut berubah dari fase cair ke fase padat Dalam percobaan kami kali ini sesuai dengan
teori dimana NaCl yang konsentrasinya1 M titik bekunya lebih rendah
dibandingkan dengan NaCl dengan konsentrasi 2 M.
b.
Jenis zat terlarut
mempengaruhi kenaikan titik beku suatu larutan dimana larutan elektrolit
memiliki penurunan titik beku lebih tinggi daripada larutan non elektrolit.
Dalam hal ini larutan NaCl sebagai larutan elektrolit dan larutan urea sebagai
larutan nonelektrolit.
B. Saran
Adapun saran yang
dapat kami berikan pada percobaan selanjutnya antara lain menyiapkan statif
sebagi tempat termometer agar diperoleh hasil yang lebih relevan karena tidak
terkena goncangan ataupun kontak dengan kulit praktikan.. Ruangan yang
seharusnya digunakan sebaiknya sesuai dengan suhu kamar bukan ruangan yang
ber-AC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar