Penjelasan
di atas bersifat kualitatif. Sekarang mari kita tinjau Hukum Kekekalan Energi
secara kuantitaif alias ada rumusnya
Oya,
perlu anda ketahui bahwa pada contoh perubahan energi, misalnya energi listrik
berubah menjadi energi panas atau energi nuklir menjadi energi panas, perubahan
bentuk energi tersebut terjadi akibat adanya perubahan antara energi potensial
dan energi kinetik pada skala mikroskopis. Perubahan energi ini terjadi pada level
atom…
Pada
Skala makroskopis, kita juga dapat menjumpai perubahan energi antara Energi
Kinetik dan Energi Potensial, misalnya batu yang dijatuhkan dari ketinggian
tertentu, anak panah dan busur, batu dan ketapel, pegas dan beban yang
diikatkan pada pegas, bandul sederhana, dll.
Jumlah
total Energi Kinetik dan Energi Potensial disebut Energi Mekanik. Ketika
terjadi perubahan energi dari EP menjadi EK atau EK menjadi EP, walaupun salah
satunya berkurang, bentuk energi lainnya bertambah. Misalnya ketika EP berkurang,
besar EK bertambah. Demikian juga ketika EK berkurang, pada saat yang sama
besar EP bertambah. Total energinya tetap sama, yakni Energi Mekanik. Jadi
Energi Mekanik selalu tetap alias kekal selama terjadi perubahan energi antara
EP dan EK. Karenanya kita menyebutnya Hukum Kekekalan Energi Mekanik.
Sebelum
kita tinjau HKE secara kuantitaif (penurunan persamaan matematis alias rumus
Hukum Kekekalan Energi), terlebih dahulu kita berkenalan dengan gaya-gaya
konservatif dan gaya tak konservatif. Walaupun ini adalah pelajaran tingkat
lanjut, tetapi sebenarnya menjadi dasar yang perlu diketahui agar dirimu bisa
lebih memahami apa dan bagaimana Hukum Kekekalan Energi Mekanik dengan baik…
Hukum
Kekekalan Energi Mekanik pada Gerak parabola
Hukum
kekekalan energi mekanik juga berlaku ketika benda melakukan gerakan parabola.
Ketika
benda hendak bergerak (benda masih diam), Energi Mekanik yang dimiliki benda
sama dengan nol. Ketika diberikan kecepatan awal sehingga benda melakukan
gerakan parabola, EK bernilai maksimum (kecepatan benda besar) sedangakn EP
bernilai minimum (jarak vertikal alias h kecil). Semakin ke atas, kecepatan
benda makin berkurang sehingga EK makin kecil, tetapi EP makin besar karena
kedudukan benda makin tinggi dari permukaan tanah. Ketika mencapai titik
tertinggi, EP bernilai maksimum (h maksimum), sedangkan EK bernilai minimum
(hanya ada komponen kecepatan pada arah vertikal).Ketika kembali ke permukaan
tanah, EP makin berkurang sedangkan EK makin besar dan EK bernilai maksimum
ketika benda menyentuh tanah. Jumlah energi mekanik selama benda bergerak
bernilai tetap, hanya selama gerakan terjadi perubahan energi kinetik menjadi
energi potensial (ketika benda bergerak ke atas) dan sebaliknya ketika benda
bergerak ke bawah terjadi perubahan energi potensial menjadi energi kinetik.
Hukum
Kekekalan Energi Mekanik pada Gerak Harmonik Sederhana
Terdapat
dua jenis gerakan yang merupakan Gerak Harmonik Sederhana, yakni ayunan
sederhana dan getaran pegas. Jika dirimu belum paham apa itu Gerak Harmonik Sederhana,
silahkan pelajari materi Gerak Harmonik Sederhana yang telah dimuat pada blog
ini. Silahkan meluncur ke TKP…..
Sekarang
mari kita tinjau Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada ayunan sederhana.
Untuk
menggerakan benda yang diikatkan pada ujung tali, benda tersebut kita tarik ke
kanan hingga mencapai titik A. Ketika benda belum dilepaskan (benda masih
diam), Energi Potensial benda bernilai maksimum, sedangkan EK = 0 (EK = 0
karena benda diam ). Pada posisi ini, EM = EP. Ingat bahwa pada benda bekerja
gaya berat w = mg. Karena benda diikatkan pada tali, maka ketika benda
dilepaskan, gaya gravitasi sebesar w = mg cos teta menggerakan benda menuju
posisi setimbang (titik B). Ketika benda bergerak dari titik A, EP menjadi
berkurang karena h makin kecil. Sebaliknya EK benda bertambah karena benda
telah bergerak. Pada saat benda mencapai posisi B, kecepatan benda bernilai
maksimum, sehingga pada titik B Energi Kinetik menjadi bernilai maksimum
sedangkan EP bernilai minimum. Karena pada titik B kecepatan benda maksimum,
maka benda bergerak terus ke titik C. Semakin mendekati titik C, kecepatan
benda makin berkurang sedangkan h makin besar. Kecepatan berkurang akibat
adanya gaya berat benda sebesar w = mg cos teta yang menarik benda kembali ke
posisi setimbangnya di titik B. Ketika tepat berada di titik C, benda berhenti
sesaat sehingga v = 0. karena v = 0 maka EK = 0. pada posisi ini, EP bernilai
maksimum karena h bernilai maksimum. EM pada titik C = EP. Akibat tarika gaya
berat sebesar w = mg cos teta, maka benda bergerak kembali menuju titik B.
Semakin mendekati titik B, kecepatan gerak benda makin besar, karenanya EK
semakin bertambah dan bernilai maksimum pada saat benda tepat berada pada titik
B. Semikian seterusnya, selalu terjadi perubahan antara EK dan EP. Total Energi
Mekanik bernilai tetap (EM =EP + EK).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar